Industri pembuatan keris sebenarnya cukup menjanjikan. Saat ini
mulai banyak orang yang menyukai keindahan keris. Memang sebagian mereka
menganggap keris sebagai benda bertuah, tetapi banyak juga yang menjadikan
keris sebagai hiasan untuk dinikmati keindahannya. Terutama pasar internasional
lebih melihat keris sebagai barang seni atau sebuah peninggalan budaya, yang
memiliki nilai keindahan sangat tinggi, daripada sebagai senjata yang sakti.
Namun kita mungkin akan semakin sulit menemukan pembuat
keris. Hal ini karena minat anak muda untuk melanjutkan pekerjaan pembuatan
keris dari pendahulunya cukup rendah. Hal semacam ini diungkapkan oleh salah
seorang pembuat keris dari Solo, Yohanes Yantono. Anak laki-laki satu-satunya tidak mau diajari
oleh pensiunan dosen ISI ini. Anaknya pernah ditawari untuk dia ajari membuat
keris. Tapi sang anak menolak bahkan lebih tertarik mengambil pendidikan di
managemen, dan memilih kerja kantoran.
Kemungkinan ketidaktertarikan ini karena pembuat keris
banyak bergelut dengan api abu dan arang yang terasa kurang bersih. Selain itu
pembuat keris juga harus sangat tekun ketika membuatnya, harus cermat membuat
pamornya. Hal ini tentu saja sangat rumit kalau seseorang tidak benar-benar tertarik
dengan pembuatan keris.
Mungkin juga pekerjaan di depan komputer saat ini lebih
menarik bagi anak muda kita. Pekerjaan itu terasa lebih keren daripada
pekerjaan membuat pusaka tradisional seperti keris tombak dan sebagainya. Barangkali
biarlah seleksi alam yang menentukan siapa yang bakal meneruskan warisan budaya
leluhur ini.
==================================================
iklan: Cari penyedia depot air minum murah, kunjungi web kami
==================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar