Banyak yang mengidentikkan biaya mahal pada transportasi udara
dengan tingkat keselamatan yang akan dirasakan oleh penumpang pesawat udara.
Oleh karena itu akhir-akhir ini pemerintah membuat kebijakan untuk menaikkan
batas bawah harga tiket pesawat tidak boleh terlalu murah.
Pemerintah khawatir bahwa dengan harga tiket murah maka
maskapai penerbangan akan memangkas berbagai biaya yang berhubungan dengan
keselamatan. Dianggap bahwa tiket murah didapatkan dengan menurunkan standar
keselamatan untuk masing-masing item sehingga menjadi rendah. Dalam logika
pemerintah, harga tiket mencerminkan tingkat keselamatan.
Namun ternyata pakar penerbangan Gerry Soejatman berpendapat
lain. Menurut pakar yang satu ini harga tidak serta merta berkorelasi dengan
keselamatan. Bahkan dalam beberapa hal bisa sebaliknya. Kalau semua pihak bisa
memastikan bahwa kenaikan tiket itu dialokasikan sepenuhnya ke sektor
keselamatan, maka bisa dipastikan standar keselamatan akan naik dengan naiknya
harga, tetapi kita juga perlu mempertimbangkan aspek lainnya.
Aspek lain yang dimaksud adalah dengan mahalnya harga, maka penerbangan
akan menjadi tidak stabil. Permintaan terhadap tiket pesawat akan naik turun
tidak teratur. Dengan keadaan ini, maka kru-kru penerbangan termasuk pilot dan
semua pendukungnya akan terbang secara tidak teratur. Naik turunya pengalaman
kru pesawat ini akan mempengaruhi performa mereka. Hal ini akan memicu justru
penurunan kualitas keselamatan penerbangan, demikain diungkapkan oleh Gerry
Soejatman dalam sebuah diskusi pada acara Indonesia Morning Show.
===================================================
===================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar