Kedatangan minimarket apalagi supermarket disinyalir telah membunuh
bisnis para pedagang kecil. Karena itu
banyak daerah yang menerapkan peraturan berupa pelarangan terhadap pendirian
supermarket dan minimarket. Mereka beralasan pedagang kecil harus dilindungi.
Pedagang kecil kalah bersaing karena
kalah modal. Kalau kita lihat sebenarnya tidak hanya pedagang kecil yang
usahanya terbunuh oleh supermarket, tetapi juga banyak toko-toko kelontong yang
bisnisnya terbunuh secara perlahan oleh minimarket. Benarkan hal ini karena modal?
Modal mungkin menjadi salah satu penyebabnya, tetapi penyebab yang dominan
bukanlah modal. Yang jelas membedakan antara minimarket dengan toko kelontong
adalah cara pengelolaannya. Bandingkan antara sebuah minimarket dengan sebuah
toko kelontong. Bagaimana konsumen dilayani, bagaimaa barang-barang ditata, dan
bagaimana proses pembayaran dilakukan.
Banyak sekali toko kelontong yang ketika kita mau membeli harus
memanggil-manggil pemilik toko dan dua menit kemudian si pemilik baru muncul
untuk melayani, setelah itu pembeli baru bisa mengatakan pada penjual mau beli
apa, lalu diambilkan dan kemudian di bayar. Bedakan dengan minimarket yang
pelayannya selalu standby. Pembeli dapat langsung ambil barang dan dibawa ke
kasir, lalu dibayar, selesai. Orang tentu akan lebih memilih cara belanja di
minimarket bukan.
Lihat juga bagaimana sebuah toko kelontong memajang barang-barang
dagangannya. Banyak sekali barang yang dipajang bercampuran. Makanan dicampur
dengan obat-obatan, di campur dengan plastik dan sebagainya. Ketika mau lihat
ada atau gak barangnya pembeli akan kesulitan. Hal ini tentu berbeda dengan minimarket yang memajang
barang dengan professional. Barang dipajang sesuai dengan jenis barang, dan
pembeli akan sangat mudah menemukan barang yang hendak mereka beli.
Sebenarnya keteraturan yang ada pada minimarket diatur oleh sebuah sistem
yang disebut SOP. Pada awal membuka toko dan minimarket kedua-duanya sama-sama
rapi dan tertata bagus, tetapi seiring waktu berjalan keduanya menjadi berbeda.
Toko kelontong, ketika menambah barang
dagangannya tidak memiliki SOP untuk menatanya, sementara minimarket menata barang-barang yang baru dibeli sesuai sistem yang sudah dibuat yaitu
SOP. Sehingga SOP menjadikan kedua jenis
penjual ini berbeda penampilan dan cara pelayanan. Tak heran kalau kemudian
minimarket lebih disukai daripada toko kelontong konvensional.
=============================================
Iklan: Cara Kerja Mikrometer Sekrup
=============================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar